Senin, 11 Juni 2012

Ini Sepakbola, Bung..!!! (Part II)

Share it Please

Pertandingan dilanjutkan, setelah kemarin comercial break (loh, emang ada??). kembali ke lapangan ,Bung.

Yayank masih membawa bola dari pinggir lapangan, dan dari belakang Pi'i lari menuju gawang bersiap menerima umpan dari Yayank, bola kini dioper ke tengah. Umpan silang telah dilakukan, dan diterima dengan baik oleh Emank dengan dadanya. ia melihat ke arah gawang namun ternyata bola di oper ka Sapi'i yang siap menembak. Sapi'i menembak daaaaannn.

Aaahhhh..ternyata Pi'i terpeleset, kini bola di kuasai tim lawan. Si Kurus melakukan umpan jauh, kini bola di kaki si Kriting yang lincah. Serangan balik terjadi hanya tinggal tersisa gareng di belakang karena Pi'i dan Yayank terlah maju ke depan. Kriting mendekati Gareng, apa yang terjadi, Gareng malah mengindar karena ketakutan. Bodoh sekali. Kini hanya tinggal berhadapan dengan Alpin, bola diarahkan ke pojok kanan atas daaaaannn...goooollll...mereka tertinggal 3-1 kali ini.

"Ahhh..sialan!!  Aturan luh tadi oper ke guah..!!" Kata Emank kesal.

"Sori-sori, guah kepleset..!" Pi'i meminta maaf.  "Eh, Ronaldo gagal..tolol luh..malah kabur..jangan maen luh ahh, ngeribedin doangan luh.!!" Kata Alpin mulai bawel. Gareng hanya tertunduk lesu meratapi kecerdasaanya.

"Ehh..luh maen..!" Kata Pi'i sambil menunjuk ke arah anak kecil yang daritadi hanya diam. Gareng keluar lapangan dengan perasaan lega karena ia berfikir kakinya tak akan memar atau patah. Dan anak kecil itu masih saja diam saat berada di lapangan.

"Luh maen di tengah yak..oper bolanya ke Pedoy ato ke Emank, kalo susah oper kebelakang" Kata Pi'i memberi tahu, dan anak kecil itu hanya menganguk saja tanpa berkata-kata.

Pertandingan dimulai lagi. Bola berada di tengah dan dioper oleh Pedoy ke Emank. Emank mencoba membawa sendirian ke depan. "Wooyy..maennya jangan maruk..!" Kata alpin mulai kumat bawelnya. Maka Emank pun mengoper ke anak kecil yang berlari di belakangnya. kini bola di kuasai oleh Anak Kecil, ia berhasil mengecoh si Kriting. Dan saat berhadapan dengan si Gempal. Ia langsung memberikan umpan terobosan kepada Yayank yang berada di pinggir lapangan. Yayank berlari di sisi lapangan dan si Gempal mengejar. Si Gempal melakukan sleding. Dan kali ini sukses mengenai tulang kering dari Yayank.

"Wooyyy, pelanggaran ttuuuuhhh..!!" Kata Gareng dari pinggir lapangan. Dan yayank meringis kesakitan memegangi kakinya. Tiba-tiba si Gempal berkata, "Cengeng luhh..ini sepakbola bung..!!!"

"Bacot luhh" Kata Yayank kesal. Sebenarnya Yayank ingin sekali menonjok si Gempal. Tapi, karena badan si Gempal terlalu bersar, ia pun mengurungkan niatnya.

Pertandingan di berhentikan sejenak, Yayank di gotong ke pinggir lapangan oleh teman-temannya, matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis, namun karena malu. Ia tak jadi menangis.

"Keeng, maen luh gantiin yayank..!" Teriak Emank.

"Okeeh, luh liat nih Tsubasa maen" Tukas bongkeng sambil berlari kedalam lapangan.
"Ii mending kata gua yaa, yang jadi bek itu luh, Pedoy sama Bongkeng, ntar gw tengahin. Biarin si Emank di depan sendiri." Kata anak kecil mencoba memberi saran kepada pi'i.
"Okeeehh, Keng..Dooyy..bek luh ma gw..!!"

Dan pertandingan pun dimulai kembali, mereka merubah strategi dengan menjadikan Emank sendirian sebagai ujung tombak. Tendangan bebas diambil oleh Sapi'i, bola diberikan kepada Pedoy. Pedoy menggiring di pinggir lapangan, bola ditendang ke tengah, umpan silang telah dilakukan. Diterima oleh Anak Kecil. Bongkeng mengikutinya di samping, sedangkan Pi'i menjadi bek di belakang. Si Keriting menghadap anak kecil, meliuk-liuk dia, Keriting berhasil dilewati, sekarang berhadapan dengan Si Jangkung. Terjadi perebutan yang sengit, dan si anak kecil terjatuh karena kalah beradu bodi, tapi ia masih sempat mengoper kepada bongkeng. Bongkeng bersiap-siap melakukan tendangan first time..bongkeng melakukan volley kick daaannnn goooolllll.

Bongkeng berhasil mencetak angka. Ia langsung berlari ke arah Alpin dan berkata sambil mengelap ingus dengan lengan bajungya, "Begitu caranya bikin goolll..Tsubasa..hahaaa.." Kawan-kawannya langsung mengejarnya dan menjitakinya bertubi-tubi, apalagi Alpin, ia sangat semangat menjitaki bongkeng. Bongkeng tertawa saja sambil mengelap dan menyedot ingusnya.

Sekarang mereka mulai mengejar ketertinggalan dan skor menjadi 3-2 berkat gol dari Bongkeng, yang katanya cara mencetak golnya mirip dengan Tsubasa Ozora. Pertandingan dimulai kembali sekarang bola ada di kaki lawan. Awan mulai berwarna kemerahan, muadzin masjid sudah mulai sholawatan melakukan intro untuk kumandang adzan, dari kejauhan tampak lampu-lampu rumah sudah mulai dinyalakan. Tapi anak-anak itu belum menyelesaikan misi suci dan sakral bagi mereka.

Bola sekarang ada di kaki lawan. Si Gempal memimpin penyerangan diikuti dibelakangnya si Jangkung, si Kriting, dan si Gendut. Hanya anak berwajah tua yang tetap tenang bertahan dibelakang. Mereka bermain bukan tanpa konflik, karena setiap mereka kemasukan gol, mereka selalu mengganti penjaga gawang mereka. Berarti sudah dua kali mereka melakukan pergantian penjaga gawang. Emank maju menghadang si Gempal, Gempal melakukan umpan satu dua dengan si Keriting.

"Jaga si Jangkung, lw jaga si Gendut..guah yang ngerebut..!!" Teriak sapi'i mengomandoi. Pi'i melakukan sleding dan mengincar tulang kering si Gempal, namun si Gempal berhasil menghindar. Sekarang ia bersiap-siap menedang bola, dan bola ditendang keras. Alpin dapat menepisnya. Bola masih bebas, anak kecil dengan si Jangkung beradu sprint dan berhasil dimenangkan anak kecil dan anak kecil itu langsung membuang bola jauh-jauh.

"Widihh..gw keren banged yak..kaya Oliver Kahn..haha.." Kata Alpin bawelnya kumat.
"Luh keren, Pin, kaya monyet loncatnya..hahaaa.." Kata Yayank dengan lantang.

Tim musuh gagal menambah angka, kini lemparan ke dalam. Bola dikuasai si Jangkung, si jangkung melakukan umpan silang dan diterima dengan baik oleh si Gendut namun langsung dapat direbut oleh Bongkeng, Bongkeng daritadi melakukan penjagaan yang ketat dan sekarang berhasil merebut bola, memang penampilannya sangat mempesona seperti Tsubasa. Namun tiba-tiba si Keriting berlari dengan cepat ingin merebut bola, Bongkeng langsung berbalik badan dan akan mengoper ke kiper. Namun operan Bongkeng terlalu tinggi, Alpin yang sedang bengong melihat anak perempuan yang baru pulang sekolah melintas tidak siap dengan datangnya bola..daaaaaannnn bongkeng sukses mencetak gol bunuh diri.

"Eeehhhh..Tsubasa gagal...goblooooggg..!!" Maki Emang dari jauh.
 "Ah, tolol amat luh.." Kata Pedoy kesal.
"Ahhh..dia kan jadi tinggal 1 gol lagi menag tuh..bego.." Sapi'i murka.
"Sori...entar guah ngegolin lagi dah.." Bongkeng melakukan pembelaan.

Anak Kecil itu bertambah khawatir, sebab bila tim lawan berhasil mencetak gol lagi, berarti biola pmberian ayahnya akan diberikan kepada musuh. Tapi ia mencoba untuk tetap tenang dan mengambil bola dari gawang dan menaruhnya di tengah lapangan.

"Woooyyy..lama luh pada..buruan udah mao adzan nih..!!!" Teriak anak kecil itu kepada teman-temannya. Tampaknya ia mulai kesal.

Kini mereka tertinggal dua gol. kedudukan sementara 4-2 untuk keunggulan tim lawan. Pertandingan dimulai kembali, misi balas dendam telah mereka kobarkan. Anak kecil itu mengoper bola ke Emank. Emank mengoper lagi ke belakang dan diterima oleh bongkeng. Bongkeng melakukan operan jauh dan Pedoy berlari dengan cepat seperti ketika ia dikejar-kejar bapaknya. Bola berhasil dikontrol dengan baik oleh Pedoy. Pedoy memberika umpan ke tengan, diterima oleh Anak Kecil itu. Lalu ia melihat kedepan dan dengan satu sentuhan ia langsung memberikan umpan terobosan kepada emank. Emank mengejar dan berhasil mendapatkannya.Langsung berhadapan dengan kiper dan Emank melakukan shooting yang sangat keras menysur tanah daaaannn...goooolllll.

Emank langsung mengambil bola dan memasukan bola kedalam baju dan ditaruh di punnggungnya. Ia membungkuk dan seolah-olah seperti seorang kakek bongkok yang sedang berjalan sambil menunjuk-nunjuk temanya. Selebrasi yang cukup menghibur dan membuat tim lawan emosi.

"Ayoo..ayooo...tinggal dua gol lagi..!!!" Teriak anak kecil itu menyemangati kawannya dan kini mulai bersemangat kembali. Kini mereka mengejar dengan skor 4-3, masih tertinggal satu gol.
Pertandingan dimulai kembali, kini permainan yang kasar menjurus brutal.

"Uuhhh,untung guah gak maen, kalo maen patah kaki guah..!!" Kata Gareng bersyukur.
"Aahhh, cupu luhhh.." Kata yayank sambil menjitak Gareng dengan semangat. Jempol pi'i berdarah karena lagi-lagi bukan bola yang ia tendang, tapi akar pohon, lawan tak ada yang mau melakukan kontak fisik dengan Bongkeng karena jijik dengan ingusnya, Pedoy kakinya biru memar tapi masih tetap bermain, dan Emank sudah tampak kelelahan, dan Anak Kecil itu masih terdiam menahan sakit di perutnya akibat tersikut lawan.

Arena gladiator semakin memanas seiring semakin gelapnya langit. Saling serang silih berganti menerjang. Kini Si Keriting membawa bola sendirian, dan diikuti dari belakang oleh kawan-kawannya yang bertubuh bongsor. Anak Kecil itu mencoba merebut bola dari si Keriting, terjadi duel panas di lini tengah. Ahh, ternyata Anak Kecil itu berhasil merebut bola dari Keriting. Ia membawanya sebentar dan mengoper ke Bongkeng dan apa yang terjadi, bongkeng melakukan tendangan spekulasi dengan melakakukan tendangan dari tengah lapangan daaaaan.

Bola sempat membentur mistar gawang dan gooooollllllllll...
Bongkeng terkejut dan menggaruk-garuk kepalanya seakan tidak percaya ia mencetak gol dari tengah lapangan. "Gilaaaaa...tendangan jarak jauhh, kaya Tsubasa luh, Keng..!!" teriak Sapi'i sambil memamerkan giginya yang putih.

"Tadinya guah mao ngoper ke Emank, tapi malah gol..hhee, mulai sekarang luh panggil guah Tsubasa.." ,kata Bongkeng sambil mengelap ingusnya.

"Bacooottt luhhh Kudiiillll" Kata Pedoy sambil tertawa.
"Wooooyyy, ganti lagi tuh kiper luh, kiper luh goblog semuah..!!!" Teriak Emank kepada tim lawan.
Sekarang keadaan sama kuat 4-4, ini lah penentuannya, siapa yang bisa mencetak gol lebih dahulu ia yang akan mendapatkan bola. Anak Kecil itu sekarang makin khawatir. Darahnya mengalir deras, jantung berdegup kencang.

Pertandingan dimulai kembali. Bola di oper ke si Gempal, namun anak kecil itu langsung berlari mengejar, karena ia tak mau bola kesayangannya diambil oleh tim lawan. Bola dioper ke belakang oleh Gempal, diterima oleh si Gendut. Lagi-lagi anak kecil itu langsung berlari mengejar bola. Gendut mengoper ke Keriting. Tapi anak kecil itu tetap berusaha merebutnya sendiri dengan berlari kencang, keriting mencoba mengoper ke anak bermuka abang-abang. Namun operan tersebut dapat terbaca oleh Anak Kecil itu dan berhasil dipotong. Bola dikuasai oleh anak kecil. Tanpa menunggu lama ia menendang bola itu sekeras-kerasnya ke arah gawang..dannn gooolllll. Aemua terdiam. Anak kecil itu memungut bola dari gawang lawan dan berteriak..

"INI BARU SEPAKBOLA BUNG...!!!!!!"

Ia berlari menuju kawannya dan mereka semua bersuka ria, gelak tawa penuh haru. Mereka tak merasakan lagi sakit yang mereka alami. Dan anak kecil itu mendekap bolanya dengan erat seperti takut hilang. Sapi'i menghampiri tim musuh, dan mereka akhirnya mendapatkan bola baru, sebenanrnya tak baru, karena itu bola bekas tim lawan tapi mereka tetap senang.

Akhirnya mereka pulang ke rumah dengan penuh bahagia dan canda tawa. Anak kecil itu tetap mendekap bolanya dengan erat, sampai disaat ingin menyeberang jalan raya ia keget karena bunyi klakson dari mobil tronton dan akhirnya ia melepaskan bola itu dan jatuh di tengah jalan raya. Lalu bola yang seperti cilok itu terlindas ban tronton yang besar.

Anak Kecil itu terdiam, kawannya pun terdiam menatap bola yang telah kempes. Mata anak kecil itu mulai berkaca-kaca namun ia tak menangis, karena malu.

"Udah biarin, kita punya bola yang lebih bagus..nih pegang sama luhhh..lu ajah yang megang ni bola, itung-itung ngegantiin..!!" Kata Sapi'i kepada anak kecil itu. Memang Sapi'i adalah anak yang paling dewasa di kelompok mereka. Anak kecil itu masih terdiam sambil memegang bola barunya. Ia masih takut dimarahi ayahnya.

Ia dekap bola itu dengan lbih erat. Sesekali ia memperhatikan bola yang berwarna hitam putih yang bertuliskan Mikasa.

"Luh tau gak, ini tuhh tanda tangannya Ronaldo.." Kata Gareng mencoba mengibur anak kecil itu. Memang di bola itu ada tanda tangannya, dan anak kecil itu percaya saja bila itu tanda tangan Ronaldo. Apalagi di bola itu ada logo FIFA serta tulisan made in japan..

"Inget cooyyy..kata Tsubasa, bola adalah temann..haha..", Kata bongkeng sambil tertawa. "Bacot luh Kudil.." kata Alpin mengejek.."ehhh..bawel luh Mujiii....cablaakkkk.!!!" Kata Bongkeng membalas lagi dengan ejekan yang lebih menyakitkan.

Akhirnya mereka berlarian menuju rumah masing-masing karena muadzin telah melaksanakan tugasnya. Anak kecil yang sedaritadi terdiam sekarang tersenyum karena sekarang ia punya bola yang bertanda tangan Ronaldo dan dibuat di negara di mana Tsubas tinggal..


Begitu indah sore itu. Di bulan Juni tahun 2002. Sepuluh  tahun silam..
Kini semua sudah banyak berubah. Emank kabarnya sudah mulai bekerja. Pedoy dan Bongkeng kini sudah menjadi seorang ayah, merek kawin muda, entah karena alasan apa. Yayank juga sekarang sudah bekerja. Sapi’i tak tahu lagi kabarnya seperti apa. Gareng bekerja sambil sekolah semenjak ditinggal mati ayahnya. Alpin sekarang berkuliah, setelah dahulu sempat terkena skandal karena teler akibat ganja di warungnya. Dan anak kecil itu kini menulis kisah silam 12 tahun yang lalu. Mencoba merajut mimpi. Apakah ia juga akan nikah muda seperti Pedoy dan Bongkeng. Wallahu ‘Alam.

Anak kecil itu aku—penulis.
Depok, 12 Juni 2012. Saat Euro 2012—Polandia-Ukraina.

Sumber Gambar: http://sofianblue.files.wordpress.com/2008/03/hujan-by-arif-nug.gif

1 komentar:

Followers

Follow The Author