Rabu, 07 Desember 2011

Udin Merantau



Kini akan kuceritakan kepadamu tentang kawanku, karena ia pemalu maka aku takkan memberitahukan kepadamu tentang nama asli kawanku ini. Kita sepakati saja untuk memanggilnya ‘Udin’. Kukira kau pasti sepakat denganku. Satu hal lagi, jangan kau ceritakan kepada yang lain, karena Udin sangat pemalu. Apakah kau mau berjanji? Sudahlah, ikuti saja apa mauku. Aku tahu kau sudah tak sabar mendengar ceritaku.
***
Haru biru menyelimuti Kabupaten Purworejo, tepatnya di Kecamatan Gebang, di sebuah rumah yang cukup sederhana namun terlihat asri dari beragai sisi. Udin masih kaget dengan kejadian kemarin, kejadian yang membuat matanya semalaman enggan terpejam. Udin masih termangu memandangi ayam jagonya, hatinya masygul, bimbang, namun ada pula rasa senang. Ia menangkap ayam jagonya, dielusn-elusnya leher dan jengger jago itu. Sambil berbisik ia berkata pada Si Jago, “Kelak kau pun akan merantau!”.

Continue Reading...

Rabu, 26 Oktober 2011

Sebuah Bahtera


Lincoln pernah berkata, “Jika aku diberi waktu seharian untuk memotong—menebang—sebuah pohon, maka akan aku habiskan setengah hari untuk mengsah kapaknya”
Mungkin redaksinya tak persis sama, namun setidaknya kita bisa ambil maknanya—meski tak benar semua. Perencanaan itu penting, rencana itu sebuah mimpi, tujuan, serta pedoman. Yaa..setidaknya agar tak terapung tak berdaya.
Karena kita sedang menyelam, bukan tenggelam! Karena kita sedang mengarus, bukan terhanyut! Tuhan—karena kita bukan kaum sekularis, menjadi sangat penting kedudukan dan posisinya. Ahh, mudah bagiNya, Jadi..maka, Jadilah.. (sederhana)
Continue Reading...

Followers

Follow The Author