Minggu, 10 Juni 2012

Ini Sepakbola, Bung..!!!

Share it Please


Jingga mewarnai langit sore itu, awan kelabu hinggap dan pergi, bangau terbang berlalu pelan. Sekumpulan anak laki-laki berusia tidak lebih dari sepuluh tahun berkumpul riuh saling memandang. Sambil bercengkrama menunggu kawannya yang belum dating. Anak kecil itu menghampiri kawannya dengan benda bulat yang ditaruh diantara ketiaknya. Sambil tertawa Ia berkata , "Woy, ayo dah maen..katanya mau ngadu??"

serentak mereka semua berdiri tegap, seperti prajurit kecil yang siap diberi komando.
"Et daahhh..lama luh, buruan bangun..!!!" Yang paling besar diantara mereka bekata pada kawannya yang masih saja asik duduk menghisap es mambo.

Jumlah mereka memang tak begitu banyak, hanya delapan orang, cukup untuk menghabiskan semua buah jambu yang ada di pohon. sekarang mereka ingin melakukan sesuatu yang sangat suci dan sakral bagi mereka, yaitu mengalahkan anak lain yang tinggal di seberang jalan raya.

"Keng, luh bawa tas gak? masukin nih aer minum" Kata Sapi'i yang kepada bongkeng yang sibuk mengelap ingus dengan lengan bajunya. Sapi'i yang selalu dipanggil pi'i ini adalah anak bertubuh paling besar dan legam warna kulitnya, dan Ia anak paling ditakuti. Sedangkan bongkeng adalah anak periang yang selalu sibuk dengan ingusnya. Nama sebenarnya dari bongkeng adalah Arif Maulana, namun entah mengapa Ia lebih masyhur dengan nama bongkeng.

Sedangkan anak kecil yang daritadi hanya diam, terus saja memegangi bola yang seukuran kepalanya. Maklum saja bola itu adalah pemberian ayahnya, dan di kelompok itu hanya Ia yang mempunyai bola sepak.
Gerombola bocah itu akhirnya bergegas berjalan menuju lapangan kampung sebelah yang terletak di seberang jalan. Lengkap dengan tas yang berisi botol air minum satu liter, bekas minuman bersoda. Serta bola yang mirip dengan bakso rebus yang biasa dipanggil cilok. Dalam perjalanan mereka bercanda ria penuh tawa, bahkan pi'i yang terlihat sangar masih bisa memamerkan gigi putihnya yang kontras dengan warna tubuhnya.

Akhirnya mereka sampai juga di arena gladiator berdebu. Angin sesekali kencang menerpa. rambut mereka berkibas seperti Tsubasa yang ada di film kartun. Dan salah satu dari mereka berujar, "Eeettt gilllaaaa,, abang-abang semuah itu mah yang maen..!!"

Lalu emank berkata,  "Kecut luh, Reng..!!! pulang sonoh, Reng, kalo luh takut, rambut doangan luh mirip Ronaldo, mental oncom..!!!".

Emank mulai kesal, anak ini memang yang paling berani diantara mereka. Saking beraninya Ia pernah menunjukan kemaluannya kepada anak perempuan saat kencing di balik pohon. Terlihat berbeda sekali dengan gareng, anak yang memiliki rambut mirip dengan Ronaldo tonggos. Ia terlihat sangat lucu dan penakut dengan potongan rambut seperti itu. Nama aslinya adalah Sofyan, namun karena hidungnya besar, ia dipanggil gareng oleh kawan-kawannya. Hidung besar yang nangkring di mukanya serta rambut Ronaldo, komposisi unik yang setiap orang melihatnya minimal akan tersenyum dan maksimal akan terpingkal-pingkal.

Matahari sudah mulai meredup, Pi'i pemimpin mereka menghampiri tim musuh. Ia terlihat sedang bernegosiasi dengan tim lawan. Lalu ia kembali kepada kawan-kawannya dan berkata, "Kita maennya 6-6..yang ngegolin 5 duluan menang..taruhannya bola, kalo kita kalah bola kita buat dia. Tapi kalo kita menang, kita punya bola baru..okeh..??!!!"

"Okeeehhh..kita pantreng-pantrengin ajah kakinya ampe pincang noh bocah hahaa..." Kata Emank dengan semangat berkobar-kobar. Namun anak kecil yang daritadi diam mulai mengkhawatirkan bolanya. Ia semakin memegang erat bola kesayangannya.

Akhirnya pertandingan dimulai juga, lapangan yang seperti arena gladiator, debu-debu beterbangan ditiup angin saat pemain memasuki arena. tak ada wasit disini, yang ada hanya kaki yang membiru dan teriakan gol serta makian.

Enam orang berdiri di lapangan dan enam orang lainnya menghadap mereka. Arena memang tak besar namun cukup untuk bermandi keringat.
"Mank, luh maju ma Pedoy..Reng luh tengahin..entar guah bek-in sama si Yayank" Ujar Sapi'i pemimpin mereka.

Namun mereka bingung sebab tim lawan tak mau memakai bolanya untuk di pakai. "Pake bola kita ajah dah kaga ngapah..kan kita udah biasa tuh..enak bolanya" Kata Alpin yang bertugas menjaga gawang. Penjaga gawang mereka sebenarnya tak pantas menjaga gawang, karena ia lebih sering menjaga warung dirumahnya, badannya kecil namun sangat besar mulutnya.

Akhirnya bola yang sedari tadi dikekap oleh anak kecil itu berada di tengah arena yang berdebu dan panas. Anak kecil itu makin mengkhawatirkan bolanya, ia berdiri di pinggir lapangan menatap tajam ke arah bola, ia takut bolanya betus, ia takut tak dibelikan lagi oleh ayahnya.

"Selow ajah,entar kita dapet bola baru" Ujar bongkeng yang sama-sama menjadi pemain cadangan. sebenarnya mereka berdua bukanlah pemain cadangan, melainkan pemain andalan yang disimpan dan baru diturunkan saat tim mengalami kebuntuan untuk mencetak gol.

Tanpa peluit dari wasit, bola dioper, dan dimulailah pertandingan yang mirip dengan arena gladiator itu. Kini bola di kuasai oleh musuh, mereka semua bertubuh besar, tampang mereka lebih tua dari umurnya.
Pedoy berlari merebut bola dari anak yang berambut keriting, namun ia langsung tersungkur karena mukanya tersikut. "Anjing nih orang" ujar pedoy mulai kesal. Bola masih dikuasai oleh anak kriting itu, meliuk-liuk melewati bocah berhidung besar. Dan saat ada celah, ia langsung menendang ke gawang, dan goooollll...
"Hahaa...cemen luh semuah..!!!" kata bocak kriting

"Ett..sialannnnn", Alpin mulai gusar, ia tak berdaya menagkap bola yang memang sangat kencang. mereka tertinggal 1-0 kali ini.

Sekarang bola ada di tengah kembali, bola di oper ke Pedoy oleh Emank. Emank berlari ke gawang lawan, bola diberikan kebelakang, di terima oleh gareng. Gareng ketakutan melihat lawan, bola di oper ke Pi'i, dan Pi'i langsung menendang ke arah Emang. Diterima dengan baik oleh Emank, dan ia sempat beradu kaki dengan anak yang paling besar di tim musuh. Kaki Emank sangat keras dan kuat, bola dibawa ke depan gawang dan Emank mencoba menendang ke arah gawang. Bola melambung ke sudut kanan mistar gawang. Dan apa yang terjadi??

Ternyata mudah saja di tangkap oleh kiper lawan. "Ahhh..sialan, kipernya jangkung amat..!!!" Kata Emank kesal.

Sekarang bola dilempar dan dikuasai oleh lawan dan tiba-tiba Pedoy berlari sangat kencang dan berhasil merebut bola. Anak ini memang terkenal sangat cepat larinya, tak heran ia selalu berlatih dikejar-kejar oleh bapaknya karena mencuri uang untuk maein PS. Nama asli Pedoy adalah Febri, anak hitam manis seperti kopi pahit. Bola di giring kedepan gawang.

Pedoy langsung berhadapan dengan kiper musuh, dan Pedoy melepaskan bola datar ke arah pojok gawang sebelah kanan..daaaannn gooooooooollllllll..

Pedoy langsung berlari kencang memutari lapangan sambil membuka bajunya, gayanya seperti pemain Liga Itali yang habis mencetak gol indah. Dan ia berkata kepada teman-temanya, "Kalo kiper tinggi jangan di kasih bola atas goblog..!!! kasih bola leret ajah..."

Semua mengangguk paham. Sekarang angka seimbang 1-1. 

Kini bola di kuasai oleh lawan, si Kriting dan Anak Kurus itu melakukan umpan satu dua. Tiba-tiba Pi'i datang menghadang dan melakukakan tackle. Tacklenya tepat dan berhasil mengenai kaki lawan, pemain lawan tersungkur kesakitan.

Bola berhasil direbut oleh Pi'i. Pi'i membawa bola sendirian ke gawang lawan, si Gempal mencoba menghadang dan beradu kaki. Kini bola bebas. Pi'i berduel dengan dengan Anak Gempal itu dan auut (out—red). Oh tidak, ternyata Pi'i yang auut dan terjatuh karena kalah berduel dengan lawan.
"Sialan luh maennya sikutan..okeh luh yaaakk..!!" Ancam Pi'i sambil meringis memegangi tangannya yang memar karena membentur akar pohon.

Sekarang si gempal membawa bola, Pedoy melakukan sleding..ahhh..diinjak saja kaki Pedoy oleh si Gempal. Gareng mencoba menghadang, namun niat diurungkan karena gareng ketakutan. Sekarang tinggal berhadapan dengan kiper. Tendangan lambung daaannn..lagi-lagi alpin tak bisa menjangkau bola. Masuk saudara-saudara.  Kedudukan sekarang 2-1 untuk tim lawan.

"Selow-selow, kita bales ajah, kasih ajah dulu biar seneng dia" Ujar emank yang mulai emosi. "Eh ,Muji goblog, bola bukannya di tangkep..!!" Kata Bongkeng sambil meledek bapaknya alpin dari pinggir lapangan.
"Ett..bolanya tinggi, guah kaga nyampe kudil..!!!" Balas Alpin seraya meledek bapaknya bongkeng. "Udah-udah gak usah ribut-ribut", Lerai Yayank

"Ahh..bacot luh Gopur tukang jengkol..!!",  Alpin makin kesel sekarang.

Kini pertandingan dilanjutkan meski tadi sempat ada konfik internal di antara mereka. Ya sekarang bola dioper ke Emank. Dioper lagi ke belakang, diterima oleh Gareng. Gareng ketakutan melihat si Gempal yang mendekat, kini bola dioper ke Yayank yang berdii bebas, ia adalah pemaen kidal. Bola digiring menyisir lapangan. Ya dilewati si Gempal dan si Kriting. Yayank memang jago, dan mempunyai kelebihan di kaki kirinya dan bibirnya yang maju. Ia juga sering di panggil Taki oleh teman-temannya, salah satu tokoh kartun di serial Captain Tsubasa. Nama aslinya adalah Marwan, namun karena ia anak pertama dan emaknya sangat sayang kepadanya, maka ia lebih tenar dipanggil Yayank. seseorang yang mempunyai kelebihan di kaki kiri dan bibir manyunnya.

Akankah Yayank, anak tukang jengkol berhasil menyamakan kedudukan? Tunggu postingan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Follow The Author