Ada yang tersiram ada yang terhunus kelam. Pada suatu kisah mengenai
peraduan seorang insan yang berjalan. Dari ufuk dihadapkan raut wajah yang
cerah. Namun dibalik sisinya ada gelap yang menyergap. Kadang kala sinar datang
dari atas, buat teras semua. Tapi murka tetaplah saja, karena sisi gelap
tetaplah ada.
Kemudian berjalan memunggungi surya. Sisi gelap semakin jelas menghitam. Tepat
di hadapan, di depan sosok nestapa seorang pandir hina. Dipujanya sinar terang
yang hangat. Tapi ada bagian gelep yang lupa disengat.
Ada bagian tergelap dalam hidup. Saat bayang takkan sapa sang surya. Bahkan
rembulan saja tak kuat pancarkan cahaya, sampai-sampai gelap yang terlihat
semua
.
Surya takkan datang dari dua arah. Tuhan yang atur segalanya. Kadang depan
hidup sangatlah padam temaram. Kadang pula bagian belakang terus menghitam
legam. Salahku karena terbangun di malam hari, sehingga bagian tergelap
terlihat jelas menyayat hati.
Lalu kapan aku bangun di pagi yang surya sinarnya terang menerangi?
Tetap ada bagian yang tergelap yang tak tersinari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar