Sembilan belas tahun yang lalu aku tak sempat mengingat segala peristiwa yang terjadi, bukan tak bisa, namun aku belum diizinkan pada waktu itu. Karena aku tak ingat, maka aku takkan memaksa untuk mengingatnya, atau meminum berbagai jenis vitamin perangsang ingatan—untuk meningatnya. Aku hanya ingat saat ini.
Kristal air jatuh hasil dari kondensasi tadi siang, dilepas perlahan ditemaram malam yang tenang. Tak berkilauan karena purnama redup riap terhalang awan yang juga tak kelihatan. Ada sesuatu, ada yag meratap, ada yang menyelinap dari sanubari hati sampai buncah di haribaan. Seorang anak muda lusuh berharap luka terhapuskan oleh hujan.
Continue Reading...